Selasa, 26 Oktober 2010

USAHA PEMELIHARAAN AYAM BROILER DENGAN PENAMBAHAN TETES TEBU (Molasses ) DAN KUNYIT (Curcuma domestica ) PADA AIR MINUM

DAFTAR ISI

NO Judul Halaman

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

SURAT PERNYATAAN v

RINGKASAN vi

PRAKATA vii

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan dan Manfaat 3

TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Ayam Broiler 4
2.2 Tetes tebu (Molasses) 4
2.3 Kunyit (Curcuma domestica) 5
2.4 Pertambahan berat badan 6
2.5 Konsumsi pakan 6

METODE PELAKSANAAN 8
3.1 Tempat dan Waktu 8
3.2 Alat dan Bahan 8
3.2.1 Alat 8
3.2.2 Bahan 8
3.3 Prosedur Pelaksanaan 8
3.3.1 Prosedur pemberian molasses tebu dan kunyit 8
3.3.2 Persiapan kandang 8
3.3.3 Pemeliharaan 9
3.3.4 Pemasaran 10
3.3.5 Parameter yang di ukur 11
Skema pembuatan larutan kunyit 12
HASIL DAN PEMBAHASAN 13
4.1 Hasil 13
Konsumsi pakan 13
Pertambahan bobot badan (PBB) dan bobot badan akhir 14
Konversi Pakan 14
Hasil analisa usaha 15
Pembahasan 17

V. KESIMPULAN DAN SARAN 23
Kesimpulan 23
Saran 23

DAFTAR PUSTAKA 24
LAMPIRAN 25

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

Tabel 1. Konposisi kimia kunyit 6
Tabel 2. Ransum ayam broiler 7
Tabel 3. Konsumsi, PBB, konversi pakan PT womokoyo 12
Tabel 4. Konsumsi pakan ayam broiler selama pemeliharaan 13
Tabel 5. Pertambahan bobot badan (gr/ekor) dan
Bobot badan ayam selama pemeliharaan 14
Tabel 6. Konversi Pakan 15
Tabel 7. Analisa usaha 15

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul halaman

Lampiran 1. Recording Pemeliharaan Ayam Broiler 26
Lampiran 2. Analisa Biaya Pemeliharaan ayam broiler 29
Lampiran 3. Analisa Untung Rugi 30
Lampiran 4. Perhitungan konsunsi pakan minggu 32
Lampiran 5. Perhitungan konsumsi pakan komulatif 33
Lampiran 6. Perhitungan konversi pakan minggu 34
Lampiran 7. Perhitungan konversi pakan komulatif 35
Lampiran 8. Perhitungan PBB komulatif 36
Lampiran 9. Grafik 37

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

Gambar 1. Pemeliharaan Fase Starter 40
Gambar 2. Vaksinasi 40
Gambar 3. Pemeliharaan fase finisher 41
Gambar 4. Pemberian pakan 41

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras unggul hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging. Sebenarnya ayam broiler ini baru populer di Indonesia sejak tahun 1980-an. Hingga kini ayam broiler telah dikenal masyarakat Indonesia dengan berbagai kelebihannya.
Menurut Cahyono (1995), Menyatakan bahwa ayam broiler memiliki keunggulan berproduksi yang tinggi dibanding jenis unggas lainnya karena memiliki kemampuan tinggi dalam mengubah bahan makanan menjadi daging, sedangkan menurut Rasyaf (2003) Broiler dapat dipotong pada umur dibawah 7 minggu, menghasil daging berkualitas tinggi, dapat diproduksi dengan berat hidup 1,8-3 kg.
Kebutuhan akan protein banyak disuplai dari dunia perunggasan, baik yang berupa daging atau berupa telur, namun selama ini kebutuhan daging banyak disuplai dari daging unggas terutama ayam broiler. Broiler selama ini dikenal karena pertumbuhanya yang sangat cepat dan efisien untuk dipasarkan, sehingga kebanyakan daging yang ada dipasaran adalah daging broiler.
Kunyit merupakan tanaman obat berupa semak dan bersifat tahunan (perenial) yang tersebar di seluruh daerah tropis, kunyit juga dimanfaatkan sebagai obat tradisional karena memiliki kandungan utama kurkumin dan minyak atsiri yang berfungsi untuk pengobatan (Balittro, 2008). Kunyit juga dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh selain itu kunyit merupakan jenis temu-temuan yang mengandung zat aktif seperti minyak atsiri dan senyawa kurkumin dan dapat meningkatkan kerja organ pencernaan unggas, merangsang dinding kantong empedu mengeluarkan cairan empedu dan merangsang keluarnya getah pankreas yang mengandung enzim amylase, lipase, dan protease yang berguna untuk meningkatkan pencernaan bahan pakan seperti karbohidrat, lemak, dan protein, disamping itu minyak atsiri yang dikandung kunyit dapat mempercepat pengosongan isi lambung (Riyadi, 2009). Tetes tebu (molasses) adalah limbah utama industri pemurnian gula, tetes tebu (molasses) yang memiliki kandungan 25 – 40 % sukrosa dan 12 – 25 % gula pereduksi dengan total kadar gula 50 – 60 % atau lebih. Molasses merupakan sumber energi yang esensial dengan kandungan gula didalamnya (Priyono, 2009).
Kondisi iklim dan lingkungan yang kurang baik dapat menyebabkan penurunan pertumbuhan broiler dengan kondisi seperti itu maka perlu penambahan bahan tetes tebu (molasses) dan kunyit karena tetes tebu (molasses) sebagai penambah energi karena jika kondisi iklim yang kurang baik maka energi pada pakan tidak digunakan sebagai pertumbuhan tetapi digunakan sebagai pengganti energi tubuh oleh karena itu perlu penambahan tetes tebu pada air minum karena tetes tebu memiliki sumber energi esensial sedangkan kunyit sebagai antibiotik karena kunyit mengandung minyak atsiri berfungsi untuk pengobatan.

Rumusan Masalah
Kunyit merupakan tanaman obat alami karena kunyit memiliki kandungan curcumin dan minyak atsiri yang dapat meningkatkan kerja organ pencernaan unggas, merangsang dinding kantong empedu mengeluarkan cairan empedu dan merangsang keluarnya getah pankreas yang mengandung enzim amylase, lipase dan protease yang berguna untuk meningkatkan pencernaan bahan pakan. Tetes tebu (molasses) merupakan hasil samping dari industri pemurnian gula yang masih memiliki kandungan gula yang sangat tinggi sekitar 60% . Tujuan pemberian larutan kunyit (Curcuma domestica) dalam air minum adalah untuk meningkatkan kerja organ unggas sedangkan tetes tebu (molasses) sebagai penambah energi pada tenak dan untuk memberikan aroma pada larutan kunyit.






Tujuan Dan Manfaat
Tujuan
Untuk mengetahui keuntungan usaha pemeliharaan ayam broiler dengan penambahan tetes tebu (molasses) dan kunyit (Curcuma domestica) pada air minum.
Untuk mengetahui konversi pakan ayam broiler dengan pemberian tetes tebu dan kunyit.
Untuk mengetahui analisa usaha pemeliharaan ayam broiler.
1.3.2 Manfaat
Tugas akhir ini diharapkan bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiswa dalam usaha pemeliharaan broiler dan sebagai salah satu media informasi bagi peternak sebagai pengembangan ilmu pengetahuan sehingga mampu meningkatkan produksi ternak khususnya pada pemeliharaan broiler.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ayam Broiler
Ayam broiler di Indonesia baru dikenal menjelang periode 1980-an, sekalipun galur murninya sudah diketahui pada tahun 1960-an. Akan tetapi, ayam broiler komersial seperti sekarang ini baru populer pada tahun 1980-an (Rasyaf, 2001). Ayam broiler merupakan suatu ternak unggas hasil dari budidaya yang bersifat ekonomis dengan pertumbuhan yang cukup cepat dalam menghasilkan daging yang siap potong dengan lama budidaya yang relatif singkat, baik jenis jantan atau pun betina (Kanisius, 1986).
Usaha peternakan ayam broiler harus diperhatikan adalah strain dari ayam broiler, dimana setiap strain ayam memiliki karakteristik yang berbeda antara strain 1 dengan strain yang lain. Ayam broiler adalah jenis ayam jantan maupun betina muda berumur sekitar 6-8 minggu yang dipelihara secara intensif, guna memperoleh daging yang optimal (Kanisius, 1986). Secara umum ayam broiler memiliki sifat-sifat sebagai berikut : pertumbuhan bobot badan cepat dan berumur pendek, dagingnya empuk, memiliki kandungan gizi yang tinggi, memerlukan penanganan yang intensif.
2.2 Tetes Tebu ( Molasses )
Tetes tebu (molasses) adalah limbah utama industri pemurnian gula. Molasses merupakan sumber energi yang esensial dengan kandungan gula di dalamnya sangat tinggi, tetes tebu (molasses) merupakan limbah hasil produksi pada industri pengolahan gula yang berbentuk cair yang berpotensi untuk dijadikan bahan tambahan minuman untuk ternak. Molasses sudah banyak dimanfaatkan sebagai bahan tambahan pakan ternak, karena molasses mengandung sumber energi sangat tinggi (Priyono, 2009) .
Menurut Murtidjo (2003), Molasses berwarna coklat kemerah merahan dan kandungan kadar gula sekitar 60 %. Penggunaan molasses terbatas sekitar 5 % bila terlalu banyak akan menyebabkan kotoran (feses) ternak unggas menjadi basah Murtidjo (2003). Kadar air dalam cairan molasses yaitu 15 - 25 % dan cairan tersebut berwarna hitam serta berupa sirup manis, molasses dapat diberikan pada ternak ayam, babi, sapi dan kuda karena molasses yang memiliki kandungan 25 - 40 % sukrosa dan 12 - 25 % gula pereduksi dengan total kadar gula 50 – 60 % atau lebih. Selain itu kadar protein kasar molasses sekitar 3% dan kadar abu sekitar 8 – 10 %, yang sebagian besar terbentuk dari K, Ca, Cl, dan garam sulfat; (2) Beet-molasses¬ merupakan pakan pencahar yang normalnya diberikan pada ternak dalam jumlah kecil. Disamping harganya molasses yang murah, kelebihan lain dari molasses ini adalah aroma dan rasanya (Priyono, 2009) .
2.3 Kunyit (Curcuma domestica )
Kunyit atau nama lainnya Curcuma domestica adalah tumbuhan rimpang yang banyak dimanfaatkan untuk keperluan dapur, kunyit juga dimanfaatkan sebagai obat tradisional, kunyit juga membantu meningkatkan daya tahan tubuh karena Kandungan utama kunyit adalah kurkumin dan minyak atsiri berfungsi untuk pengobatan (Balittro, 2008). Disamping itu rimpang tanaman kunyit itu juga bermanfaat sebagai anti inflamasi, anti oksidan, anti mikroba dan kunyit dapat meningkatkan kerja organ pencernaan unggas adalah untuk merangsang dinding kantong empedu mengeluarkan cairan empedu dan merangsang keluarnya getah pankreas yang mengandung enzim amylase, lipase dan protease yang berguna untuk meningkatkan pencernaan bahan pakan seperti karbohidrat, lemak, dan protein. Disamping itu minyak atsiri yang dikandung kunyit dapat mempercepat pengosongan isi lambung (Riyadi, 2009).
Kunyit memiliki klasifikasi taksonomi sebagai berikut:
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Species : Curcuma domestica Val.
(Muhamad, K.Y 2008)
Kunyit merupakan jenis temu-temuan yang mengandung zat aktif seperti minyak atsiri dan senyawa kurkumin. Kandungan bahan kimia yang sangat berguna adalah curcumin yaitu diarilhatanoid yang memberi warna kuning. Selain itu kandungan kimianya adalah tumeron, zingiberen yang berfungsi sebagai anti-bakteria, anti-oksidan dan anti-inflamasi (anti-radang) serta minyak pati yang terdiri dari turmerol, fellandren, kanfer, curcumon dan lain-lain.
Tabel 1 Komposisi kimia kunyit (%)
Komposisi Jumlah ( % )
Kadar Air 6,0
Protein 8,0
Karbohidrat 57,0
Serat Kasar 7,0
Bahan mineral 6,8
Minyak volatile 3,0
Kurkuma 3,2
Bahan non volatil 9,0
Sumber : Bintang, I.A.k dan A.G Nataamijaya. 2005
2.4 Pertambahan Berat Badan
Menurut Santoso (2008), Mutu dan jumlah pakan yang diberikan juga akan berpengaruh terhadap berat badan unggas dan bentuk pakan pellet akan lebih efisien dalam menghasilkan berat badan jika dibadingkan dengan pakan dalam bentuk tepung. Pakan bentuk tepung akan banyak yang terbuang sebagai debu.
Menurut Ichwan (2003), Bahwa protein merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap pertambahan berat badan, mengingat fungsi protein sebagai unsur pembentuk jaringan tubuh, maka banyaknya konsumsi pakan yang masuk ke dalam tubuh ayam mengakibatkan pakan terserap oleh tubuh unggas sehingga terjadi pembentukan daging.
2.5 Konsumsi Pakan
Menurut Rasyaf (2003), Konsumsi merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada pertumbuhan ayam broiler dan konsumsi dipengaruhi oleh suhu, sistem pemberian pakan, kesehatan ayam, kualitas pakan serta sifat genetik dari ayam broiler. Konsumsi sangat berpengaruh pada produksi yang dicapai karena bila nafsu makan rendah akan menyebabkan laju pertumbuhan dari ayam tersebut menjadi terhambat dan akhirnya produksi akan menjadi menurun.
Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi pakan pada unggas adalah kandungan serat kasar dalam pakan, tingkat kualitas pakan, dan palatabilitas atau cita rasa pakan (Ichwan, 2003).
Konsumsi pakan merupaka jumlah ransum yang dimakan oleh ternak untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya. Pakan merupakan 70% biaya pemeliharaan, Pakan yang diberikan harus memberikan zat pakan (nutrisi) yang dibutuhkan ayam yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, sehingga pertambahan berat badan perhari (Average Daily Gain/ADG) tinggi. Pemberian pakan dengan sistem ad libitum (selalu tersedia /tidak dibatasi) (Prabowo, 2007).
Tabel 2 Ransum ayam broiler
No. Nama Bahan Kandungan Nutrisi Kandungan Nutrisi Pakan
BK PK EM PK EM
1 Jagung 65,6 8,7 3340 5,7072 2191,04
2 Bkk 18 44 2180 7,92 392,4
3 MBM 3,5 41 1500 1,435 52,5
4 T.Ikan 9,9 60 2700 5,94 267,3
5 Dedak separator 1 11 1630 0,11 16,3
6 minyak ikan 1 8180 0 81,8
7 Garam 0,5 0 0
8 Premix 0,5 0 0
TOTAL 100 21,1122 3001,34


BAB 3. METODE PELAKSANAAN

3.1 Tempat Dan Waktu
Tugas akhir di laksanakan di kandang ayam UPT peternakan, Politeknik Negeri Jember mulai bulan September - Nopember 2009
3.2 Alat Dan Bahan
3.2.1 Alat :
Peralatan yang digunakan adalah kandang ayam , lampu, brooder, tempat pakan, tempat minum, timbangan duduk, ember, sprayer, sekop, sapu lidi, dan alat Tulis.
3.2.2 Bahan :
Bahan yang digunakan adalah broiler produk Wonokoyo (Hubbard) sebanyak 200 ekor, pakan BR1, sekam, kapur, desinfektan, air, vaksin, tetes tebu (Molasses), kunyit dan obat-obatan.
Prosedur Pelaksaaan
3.3.1 Proses Pemberian Molasses dan kunyit.
Tetes tebu (molosses) diberikan pada ayam dengan pencampurkan pada air minum. Tetes tebu (molasses) tidak dilakukan setiap hari, pemberian tetes tebu (molasses) hanya sebagai pengganti pemberian air gula.
Larutan kunyit diberikan satu minggu 3 kali dengan mencampurkan pada air minum dan di tambah tetes tebu (molasses) sebagai penambah aroma/rasa, pemberian larutan kunyit dilakukan pada pagi hari.
persiapan kandang
Kandang dalam keadaan bersih untuk menyediakan lingkungan yang nyaman untuk ayam, kandang harus terbebas dari kontaminasi migroorganisme.
Sanitasi kandang dan peralatan : kandang sebelum digunakan dilakukan sanitasi dan persiapan diantaranya, membersihkan lantai dengan air bersih untuk menghilangkan kotoran sisa-sisa pemeliharaan sebelumnya sampai bersih dan membersihkan sekat kandang. Selanjutnya membersihkan tempat pakan dan tempat minum menggunakan air yang dicampur dengan sabun. Kemudian dilakukan penaburan kapur gamping pada lantai kandang hingga merata. Penyemprotan pada lantai kandang, dinding, tirai kandang, tempat pakan, dan tempat minum menggunakan desinfektan.
Pemberian alas kandang (Litter): pemasangan sekat dan brooder (induk buatan) pemasangan litter dilakukan 2 hari sebelum DOC tiba. Bahan litter menggunakan sekam. Litter dipasang sesudah dilakukan penaburan kapur gamping yang sudah dicampur air. Tebal litter kurang lebih 5-10 cm, dan di bagian atas dilapisi koran, sedangkan pembatas DOC dipasang melingkar dan pemanan brooder di lakukan ± 2 jam sebelum DOC masuk.
Pemeliharaan
Penerimaan DOC : Saat DOC datang dilakukan penimbangan dengan tujuan mengetahui berat awal DOC, kemudian diseleksi untuk mengetahui ayam yang normal dan sehat. Kemudian diberikan tetes tebu 3% (30ml/liter air) dengan tujuan memulihkan energi yang berkurang saat perjalanan. Dua jam kemudian pakan diberikan di atas koran. Selanjutnya ayam dipelihara secara intensif sampai dengan panen.
Pemberian pakan dan minum : pemeliharaan meliputi pemberian air minum secara ad-libitum dan pemberian pakan. Pakan yang diberikan pada pemeliharaan adalah pakan BR-1.
Pemberian vaksin : vaksinasi adalah pemasukan bibit penyakit yang dilemahkan ke tubuh ayam untuk membentuk kekebalan. Vaksinasi yang di berikan yaitu vaksin ND/tetelo, dilaksanakan pada umur 4 hari dengan metode tetes mata, Vaksin yang ke dua vaksin ND strain B1 (gumboro) diberikan pada umur 14 hari melalui air minum dan pada umur 21 hari dengan vaksin ND Lasotta melalui air minum.


Pembuatan larutan kunyit : kunyit melalui beberapa proses, pencucian kunyit segar hingga bersih dari tanah yang melekat, pemarutan kunyit, penambahan air ± 20 ml, melakukan pemerasan kunyit, pemambahan air 10 liter, penambahan tetes tebu 5 ml dan larutan kunyit siap diberikan pada ternak.
Pemberian vitamin : jenis vitamin yang digunakan adalah “Vita Chick” produksi Medion. Mengenai dosis pemakaiannya sudah tertera pada pembungkusnya.
Pemasaran
Pemanenan dilakukan pada umur 40 hari, sebelum dijual ayam ditimbang untuk mengetahui berat akhir. Pemanenan dilakukan sore hari guna menghindari stress dengan cara menyekat ayam, menangkap salah satu kaki ayam dengan pelan-pelan untuk mengurangi stress dan ayam di masukkan ke dalam keranjang dan di timbang menggunakan timbangan duduk.
Parameter yang di ukur
Parameter yang di ukur dalam tugas akhir sebagai berikut:
Konsumsi pakan
Konsumsi = Jumlah pakan yang diberikan dikurang dengan sisa pakan.
Pertambahan bobot badan
PBB = Total bobot badan akhir – bobot badan awal
Konversi Pakan
Total Konsumsi Pakan
FCR =
Total PBB
Analisa usaha
Analisa untung rugi
Analisa BEP ( Break Event Point )
Adalah nilai titik balik atau titik impas modal usaha.



Total biaya
BEP produksi =
Harga penjualan
Total biaya
BEP harga =
Total produksi

Analisa Benefit per Cost
Analisa Benefit per Cost adalah perbandingan antara total keuntungan dengan total pengeluaran.
Total pendapatan
B/C Ratio =
Total biaya
Analisa Return per cost
Analisa Return per Cost adalah perbandingan antara total penerimaan dengan total pengeluaran.
Keuntungan
R/C ratio =
Total biaya




Skema Pembuatan Larutan Kunyit :
























Tabel 3 : Konsumsi, Pertambahan Bobot badan, Konversi Pakan dari PT Wonokayo.
Minggu Konsumsi pakan PBB Konversi pakan
I 158 170 0.93
II 557 447 1.25
III 1211 871 1.39
IV 2049 1375 1.49
V 3125 1918 1.63



BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Konsumsi pakan
Data konsumsi pakan yang dihasilkan selama kegiatan Tugas Akhir dengan Usaha pemeliharaan ayam broiler dengan penambahan tetes tebu (molasses) dan kunyit (Curcuma domestica) pada air minum selama pemeliharaan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Konsumsi pakan ayam broiler selama pemeliharaan
Umur
( Hari) Konsumsi mingguan
( g/ekor ) Konsumsi komulatif
( g/ekor )
7 138.91 138.91
14 322.22 461.13
21 532.99 994.12
28 735.71 1729.82
35 914.87 2644.70
40 689.23 3333.93

Dilihat dari Tabel 4 bahwa Konsumsi pakan yang di hasilkan pada minggu pertama sampai minggu terakhir semakin meningkat karena kunyit meningkatkan kerja organ pencernaan unggas adalah merangsang dinding kantong empedu mengeluarkan cairan empedu dan merangsang keluarnya getah pankreas yang mengandung enzim amylase, lipase, dan protease yang berguna untuk meningkatkan pencernaan bahan pakan seperti karbohidrat, lemak, dan protein. Disamping itu minyak atsiri yang dikandung kunyit dapat mempercepat pengosongan isi lambung (Riyadi, 2009) sedangkan tetes tebu (molasses) sebagai penganti gula karena tetes tebu (molasses) banyak memiliki kandungan kadar gula yang sangat tinggi sekitar 60% Murtidjo (2003).
4.1.2 Pertambahan Bobot Badan (PBB) dan Bobot Badan Akhir (BB)
Pertambahan bobot badan dan bobot badan akhir ayam diperoleh dari penimbangan ayam setiap minggunya. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5 :
Tabel 5. Pertambahan bobot badan (gr/ekor) dan bobot badan ayam selama pemeliharaan (gram).
No Hari BB awal
( gram ) BB akhir
( gram ) PBB
( gram )
1 7 42 160 118
2 14 160 354 194
3 21 354 783 429
4 28 783 1358 578
5 35 1358 1905 547
6 40 1905 2102 197
Bobot badan akhir dari minggu pertama sampai minggu ke IV semakin meningkat karena kunyit meningkatkan kerja organ pencernaan unggas, disamping itu minyak atsiri yang dikandung kunyit dapat mempercepat pengosongan isi lambung (Riyadi, 2009), sedangkan pada pertambahan bobot badan pada minggu pertama sampai ke empat semakin meningkat tetapi pada minggu ke enam terjadi menurun, penurunan mungkin disebatkan karena ternak mengalami stress sehingga PBB menurun.
Konversi pakan
Data konversi pakan yang dihasilkan selama kegiatan pemeliharaan pada tugas akhir dengan usaha pemeliharaan ayam broiler dengan penambahan tetes tebu (molasses) dan kunyit (Curcuma domestica) pada air minum selama pemeliharaan dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. konversi pakan ayam broiler selama pemeliharaan
Umur
( Hari ) Konversi mingguan
( g/ekor ) Konversi komulatif
( g/ekor )
7 1.17 1.17
14 1.66 1.47
21 1.24 1.34
28 1.27 1.31
35 1.67 1.41
40 3.49 1.61
Berdasarkan data konversi di atas terjadi peningkatan dan penurunan konversi pakan, peningkatan terjadi pada minggu ke II dan VI. peningkatnya konversi pakan terjadi pada minggu ke II di karenakan ternak terserang penyakit, sedangkan peningkatan konversi pakan minggu IV dikarenakan konsunsi pakan pada minggu tersebut ternak strees. Sedangkan menurut Kanisius (1986) Semua hewan akan mengalami pertumbuhan yang sama yaitu pada masa awal pertumbuhan sangat cepat, tetapi pada akhir biasa-biasa saja bahkan sebaliknya.

Hasil Analisa Usaha
Biaya yang dikeluarkan selama kegiatan pemeliharaan pada tugas akhir dengan usaha pemeliharaan ayam broiler denga penambahan tetes tebu (molasses) dan kunyit (Curcuma domestica) pada air minum dapat dilihat pada tabel 7:
Tabel 7. Analisa usahan pemeliharaan ayam broiler.
Uraian hasil
Total produksi 409,89 kg
Jumlah ayam yang dijual 195 ekor
Rata rata berat badan 2.102 kg/ekor
FCR komulatif minggu terakhir 1.61
Harga pakan 654 kg @ Rp 4560/kg Rp.2.982.240,-
Kunyit hasil ektrak Rp. 8.000,-
Pembelian molasses 2500/ L Rp. 5.000,-
Vitamin Rp. 30.00,-
Total biaya Rp. 4.278.000,-
Harga jual Rp. 1.100,-
Total pendapatan Rp. 4.508.790,-
Keuntungan Rp. 230.790,-
Berdasarkan Tabel analisa usaha pemeliharaan ayam broiler dengan penambahan tetes tebu (molasses) dan kunyit (Curcuma domestica) pada air minum. Jumlah ayam yang dipelihara sebanyak 203 ekor, total biaya Rp. 4.278.000,- tingkat kematian sebesar 3,94%, sedangkan jumlah ayam yang dijual sebanyak 195 ekor, berat rata-rata 2.102 kg/ekor, total produksi selama pemeliharaan sebesar 409,89 kg, FCR 1.61, harga jual Rp 1.100 kg/ekor dan mendapatkan pendapatan sebesar Rp 4.508.790,-. Sehingga selama kegiatan pemeliharaan mendapatkan keuntungan sebesar Rp.230.790,- dan BEP produksi menghasilkan 388,9309 kg yang artinya menunjukkan titik impas dengan BEP produksi 388,9309 tidak mendapatkan keuntungan dan tidak mengalami kerugian, jadi usaha pemeliharaan ayam broiler denga penambahan tetes tebu (molasses) dan kunyit (Curcuma domestica) pada air minum masih layak untuk di kembangkan.

4.2 Pembahasan
4.2.1 .Konsumsi Pakan

Hasil pemeliharaan ayam broiler selama kegiatan tugas akhir mendapatkan data konsumsi pakan pada minggu terakhir adalah 3333.93 gram /ekor, konsumsi pakan pada pemeliharaan ayam broiler sangat tinggi. Tingginya konsumsi pakan di karenakan kunyit (Curcuma domestica) mengandung minyak atsiri dan kurkumin yang dapat mempercepat pengosongan isi lambung, selain itu kunyit juga dapat meningkatkan kerja organ pencernaan unggas adalah merangsang dinding kantong empedu mengeluarkan cairan empedu dan merangsang keluarnya getah pankreas yang mengandung enzim amylase, lipase, dan protease yang berguna untuk meningkatkan pencernaan bahan pakan seperti karbohidrat, lemak, dan protein. (Riyadi, 2009). Sedangkan menurut Rasyaf (2003) menyatakan bahwa, konsumsi merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada pertumbuhan ayam broiler dan konsumsi dipengaruhi oleh suhu, sistem pemberian pakan, frekwensi pakan, kesehatan ayam, kualitas pakan, serta sifat genetik dari ayam broiler. Tetes tebu (molasses) dapat meningkatkan energi pada ternak karena memiliki kandungan gula yang sangat tinggi. Menurut Kartasudjana dan Suprijatna (2006), ayam mengkonsumsi ransum untuk memenuhi kebutuhan energinya, sebelum kebutuhan energinya terpenuhi ayam akan terus makan. Jika ayam diberi makan dengan kandungan energi rendah maka ayam akan makan lebih banyak. Jika konsumsi pakan pada pemeliharaan ayam broiler dengan penambahan tetes tebu (molasses) dan kunyit (Curcuma domestica) pada air minum dibandingkan dengan hasil tabel dari PT.Wonokoyo Jember bahwa konsumsi pakan mencapai 3125 gram /ekor dan dibandingkan dengan hasil penelitian pengaruh penambahan tepung kunyit dalam ransum broiler yang dilakukan oleh Bintang dan Nataamijaya, (2005) diperoleh konsumsi pakan 2410 gram/ekor. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi pakan ayam pada pemeliharaan ayam broiler dengan penambahan tetes tebu (molasses) dan kunyit (Curcuma domestica) pada air minum cukup tinggi. Tingginya konsumsi pakan dikarenakan kunyit dapat meningkatkan kerja organ pencernakan pada unggas.

4.2.2. Pertambahan Bobot Badan (PBB) dan Bobot Badan Akhir (BB)

Data pertambahan berat badan yang dihasilkan selama kegiatan tugas akhir dengan penambahan tetes tebu (molasses) dan kunyit (Curcuma domestica) pada air minum pada minggu terakhir dengan bobot badan 2102 gram/ekor, disamping itu minyak atsiri yang dikandung kunyit dapat mempercepat pengosongan isi lambung, selain itu kunyit juga dapat meningkatkan pencernaan bahan pakan seperti karbohidrat, lemak, dan protein (Riyadi, 2009). Pertambahan bobot badan dipengaruhi oleh konsumsi pakan, jika konsumsi pakan baik maka pertambahan bobot badan juga akan baik. Sedangkan menurut Abidin (2002) menyatakan bahwa, faktor yang mempengaruhi terhadap pertambahan berat badan adalah konsumsi pakan. Pendapat ini juga didukung oleh Ichwan (2003) yang menyatakan bahwa, secara umum penambahan berat badan akan dipengaruhi oleh jumlah konsumsi pakan yang dimakan dan kandungan nutrisi yang terdapat dalam pakan tersebut. Jika dibandingkan dengan data tabel dari PT.Wonokoyo Jember pertumbuhan bobot badan mencapai 1918 gram/ekor dan pemeliharaan ayam broiler dengan penambahan tetes tebu (molasses) dan kunyit (Curcuma domestica) pada air minum dibandingkan dengan hasil penelitian penambahan tepung kunyit dalam ransum yang dilakukan oleh Bintang dan Nataamijaya (2005) diperoleh pertumbuhan berat badan mencapai 1317 gram/ekor, hal ini menunjukkan bahwa pertabaham bobot badan pada pemeliharaan ayam broiler dengan penambahan tetes tebu (molasses) dan kunyit (Curcuma domestica) pada air minum cukup tinggi. Dengan penambahan kunyit dapat meningkatkan pertumbuhan karena kunyit dapat meningkatkan kecernaan pada ternak, sedangkan menurut Kanisius (1986) semua hewan akan mengalami pertumbuhan yang sama yaitu pada masa awal pertumbuhan sangat cepat, tetapi pada akhir biasa-biasa saja bahkan sebaliknya pertumbuhan semakin laman semakin menurun sampai bisa berhenti. Hal tersebut didukung oleh (Kartasudjana dan Suprijatna, 2006). Menyatakan bahwa Pertumbuhan yang paling cepat terjadi sejak menetas sampai umur 4-6 minggu, kemudian mengalami penurunan dan terhenti sampai mencapai dewasa.








4.2.3. Konversi Pakan

Berdasarkan grafik Konversi pakan diatas bahwa pada pemeliharaan ayam broiler selama VI minggu tidak semakin meningkat tetapi ada peningkatan dan penurunan, peningkatan terjadi pada minggu ke 2 karena pada minggu kedua ayam terserang penyakit sehingga konversi meningkat. Sedangkan konversi pada minggu ke 6 mencapai angka 1.6. Konversi pakan 1,6 pada pemeliharaan ayam broiler baik karena untuk memproduksi daging satu kg dibituhkan pakan sebesar 1.6. Sedangkan menurut pendapat Anggorodi (1985), konversi pakan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu genetik, bentuk pakan, temperatur, lingkungan, konsumsi pakan, berat badan, dan jenis kelamin. Konversi pakan pada pemeliharaan ayam broiler dengan penambahan tetes tebu (molasses) dan kunyit (Curcuma domestica) pada air minum masih lebih kecil jika dibandingkan dengan tabel konversi pakan dari PT Wonokoyo Jember yang mencapai angka 1.63 dan jika dibandingkan dengan hasil penelitian penambahan tepung kunyit dalam ransum yang dilakukan oleh Bintang dan Nataamijaya (2005) diperoleh konversi 1,83. Sedangkan menurut pendapat AAK (1992) bahwa jika konversi pakan semakin besar, maka penggunaan pakan kurang efesien dan sebaliknya jika konversi pakan kecil maka penggunaan pakan efesien. Hal ini menunjukkan bahwa pemeliharaan dengan penambahan tetes (molasses) dan kunyit (Curcuma domestica) pada air minum dapat menperbaiki konversi pakan ayam broiler. Menurut Rasyaf (1995) menyatakak bahwa konversi pakan dapat dijadikan sebagai pegangan berproduksi karena juga menyangkut pertambahan berat badan dengan konsumsi pakan, angka dalam konversi pakan menunjukkan tingkat efesiensinya penggunaan pakan selama pemeliharaan.

4.2.4. Mortalitas
Pemeliharaan ayam broiler dengan penambahan tetes tebu (molasses) dan kunyit (Curcuma domestica) pada air minum dengan mortalitas 3.44 %. Sedangkan tingkat mortalitas dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya bobot badan, bangsa, tipe ayam, iklim, kebersihan lingkungan, sanitasi peralatan, kandang, penyakit, serta suhu lingkungan. Pada pemeliharaan ayam broiler dengan pemabahan tetes tebu (molasses) dan kunyit (Curcuma domestica) pada air minum masih di bawah ambang mormal 5% sedangkan tingkat kematian sebesar 3.94 % tidak terlalu mempengaruhi biaya produksi.

4.2.5. Analisa Usaha
Perhitungan pengeluaran dan penerimaan pada usaha pemeliharaan ayam broiler dengan penambahan tetes tebu (molasses) dan kunyit (Curcuma domestica) pada air minum sebagai berikut : total biaya yang di keluarkan selama pemeliharaan ayam broiler sebanyak 203 ekor adalah Rp. 4.278.240 ,- penjualan ayam dengan harga Rp 11.000,- /kg, Total ayam yang terjual 195 ekor dan total produksi yang dihasilkan 409.89 kg, sehingga penerimaan dari penjualan ayam Rp. 4.508.790,- dan mendapatkan keuntungan usaha sebesar Rp. 230.550,- dan nilai R/C ratio 0,053 artinya biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 1,- diperoleh penerimaan sebesar 0,053,- Sedangkan Nilai BEP (harga) Rp 10437.59,- dan BEP (produksi) menghasilkan 388.9309 kg yang artinya analisa menunjukkan titik impas yang artinya dengan nilai tersebut tidak mendapatkan keuntungan dan tidak mengalami kerugian dalam usaha, sedangkan pendapatan yang diperoleh dalam usaha harus lebih dari BEP jika BEP lebih maka usaha layak untuk di kembangkan dan usaha pemeliharaan ayam broiler dengan penambahan tetes tebu (molasses) dan kunyit (Curcuma domestica) pada air minum yang telah dilaksanakan layak dilaksanakan

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
Dari Usaha Pemeliharaan Ayam Broiler Dengan Penambahan Tetes Tebu (Molasses) Dan Kunyit (Curcuma domestica) Pada Air Minum dapat disimpulkan sebagai berikut :
Usaha pemeliharaan ayam broiler mendapatkan keuntungan Rp.230.550 dengan total produksi 409.89 kg.
Konversi pakan ayam broiler dengan penambahan tetes tebu dan kunyit adalah 1.61.
Usaha pemeliharaan ayam broiler layak untuk dikembangkan karena dilihat pada Benefit Per Cost lebih dari angka 1, yaitu nilai B/C ratio 1,053, BEP (Break Event Point) produksi Rp 388,9309 dan BEP (Break Event Point) harga Rp 10437.59.

SARAN
Pemberian tetes tebu (molasses) dan kunyit (Curcuma domestica) pada air minum, untuk meningkatkan konversi pakan ayam sehingga dapat memperoleh keuntungan usaha yang lebih.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. 2002. Meningkatkan Produktivitas Ayam Ras Pedaging. Agro Media Pustaka. Jakarta.

Anggorodi, 1979. Ilmu makanan Ternak Umum. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Bintang, I.A.k dan A.G Nataamijaya. 2005. Pengaruh penambahan tepung kunyit (curcuma Domestica val) dalam ransum broiler. http://balitnak.litbang.deptan.go.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=129 . akses tanggal 08 juli 2010 jam 21:05

Budidaya tanaman kunyit. http://www.balittro.go.id/incles/kunyit.pdf akses tanggal 28 juli 2009.

Cahyono, B. 1995. Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging (Broiler). Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta.

Erniasih, I. 2006. Penambahan Limbah Padat Kunyit (Curcuma Domestica) pada Ransum Ayam dan Pengaruhnya Terhadap Status Darah Dan Hepar Ayam (Gallu sp).
http://eprints.undip.ac.id/4440/1/tyas_rini_s__penambahan_limbah_Kunyit_.pdf.

Ichwan, 2003. Membuat Pakan ras Pedaging. Agro Media Pustaka. Tanggerang.

Kanisius, 1986. Beternak Ayam Pedaging. Kanisius. Yogyakarta.

Kasisius.1992. Beternak Ayam Pedaging. Kanisius. Yogyakarta.
Kartasudjana, R dan Edjeng S. 2006. Manajemen Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta.
Murtidjo, B A 2003 . Pedoman Meramu Pakan Unggas. Kanisius.Yogyakarta.

Prabowo, A Y 2007. Budidaya ayam pedaging broiler
http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/.html akses tanggal 28 juli 2009.

Priyono, 2009. Animal Science Zone Molasses http://priyonoscience.blogspot.com/2009/03/molases.html. akses tanggal 15 juli 2009.

Rasyaf M. 1995. Menajemen beternak ayam broiler. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rasyaf, M. 2001. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rasyaf M. 2003. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta.

Riyadi, S. 2009. kunyit dan jahe baik untuk ayam broiler.
http://slamet-riyadi03.blogspot.com/2009/04/kunyit-dan-jahe-baik-untuk-ayam-broiler.html akses tanggal 21 Juli 2010 jam 22: 15 WIB

Santoso, U. 2008 .faktor- faktor yang mempengaruhi pertambahan berat badan pada unggas. http://uripsantoso.wordpress.com/2008/06/29/ .akses tanggal 28 juli 2009.


Lampiran 2 : Analisa biaya pemeliharaan broiler 200 ekor dengan
pemanbahan tetes tebu ( molasees ) dan kunyit
( curcuma domestica ) pada air minum

A BIAYA TETAP Jumlah Harga Total
sewa kandang 200 kor 600/ekr 120000
peralatan

sub total 120000
B BIAYA VARIABEL
1 beli kapur 9 1000/kg 9000
2 sekan 10 sak 3500/sak 35000
3 plastik tirai 14 m 3500/ m 49000
4 DOC 200 @ 3950 200 3950/ekr 790000
5 neo antisep 1 88 cc 8000
6 pakan BR 1 ACT 13 654 kg 4560/kg 2982240
7 sprey 10 cc 1 10 cc 4000
8 vita chick 2 one 1 1 one 15000
fortevit 1/2 one 1 1/2 one 18000
kunyit 1 kg 5000/kg 5000
molasses 2 liter 2500/liter 5000
9 vaksin ND 200 dosis 6000
10 vaksin gumboro 200 dosis 30000
11 vaksin ND lasota 200 dosis 6000
12 lampu 6 @ 8000 6 8000/ lampu 48000
13 kabel lampu 6 m 1000/meter 6000
petengan 6 buah 2000/buah 12000
14 koran 2 kg 3000/kg 6000
15 kawat 1 kg 1 kg 18000 17000
sarangan 1 4000 4000
16 tenaga extrak kunyit 3000/kg 3000
17 tenaga kerja 500/ ekor 100000
total biaya 4158240
C. total biaya A + B 4278240
D. pendapatan penjualan
ayam 409,890 kg 1100 4508790
sub Total 4508790
E. keuntungan 230550

Lampiran 3:
Hasil Analisa Untung Rugi

= 8 ekor X 100 % = 3.94
= 203

Mortlitas


Jumlah ayam yang dijual = 203 ekor – 7 ekor
= 195 ekor
Total Pendapatan = 195 x 21.02 x Rp 11.000
= Rp 4.508.790

Biaya produksi = Rp. 4.278.240
Keuntungan = Total Pendapatan-Total Biaya Produksi
= Rp. 4.508.790 – Rp. 4.278.240
= Rp. 230.555
Analisa Titik Impas BEP ( Break Event Point )
BEP Produksi : Total Biaya
Harga Penjualan
= Rp. 4.278.240
Rp. 11.000
= Rp 388,9309
Artinya pada saat panen berat badan total keseluruhan mencapai 388,9309 / kg, usaha ini sudah mencapai titik impas.

BEP Harga Produksi : Total Biaya
Total Produksi
= Rp. 4.278.240
409.89 kg
= Rp 10437.59
Artinya ayam yang dijual dengan harga Rp. Rp 10437.59 / kg, usaha ini sudah mencapai titik impas.


Analisa Benefit Per Cost
B/C ratio = Total Pendapatan
Total biaya
= Rp. 4.508.790
Rp. 4.278.240
= 1,053
Artinya setiap modal sebesar Rp 1, memperoleh pendapatan sebesar Rp 1,053
Analisa Return per Cost
R/C ratio = keuntungan
Total biaya
= Rp. 230.555
Rp. 4.278.240
= Rp 0.053
Artinya setiap penggunakan modal sebesar Rp 1,- akan mendapat keuntungan Rp 0.053.

Lampiran 4 .Perhitungan Konsumsi Pakan Mingguan Broiler Selama Pemeliharaan.
Minggu I. =(Jumlah konsumsi pakan I)/(jumlah ayam minggu I)
= 28200/203 = 138.9163
Minggu II. =(jumlah konsumsi pakan II)/(jumlah ayam minggu II)
= 63800/198 = 322.222
Minggu III. =(jumlah konsumsi pakan III)/(jumlah ayam minggu III)
= 105000/197 = 523.9949
Minggu IV. =(jumlah konsumsi pakan IV)/(jumlah ayam minggu IV)
= 144200/196 = 735.7143
Minggu V. =(jumlah konsumsi pakan V)/(jumlah ayam minggu V)
= 178400/195 = 914.8718
Minggu VI. =(jumlah konsumsi pakan VI)/(jumlah ayam minggu VI)
= 134400/195 = 689.2308

Lampiran 5 . Perhitungan Konsumsi Pakan Komulatif Broiler Selama pemeliharaan.
Minggu I = jumlah konsumsi minggu I
= 138.9163 = 138.91
Minggu II = jumlah konsumsi minggu II
= 138.9163 + 322.2222 = 461.13
Minggu III = jumlah konsumsi minggu III
= 138.9163 + 322.2222+532.9949 = 994.13
Minggu IV = jumlah konsumsi minggu IV
= 138.9163 + 322.2222+532.9949+735.7143 = 1729.84
Minggu V = jumlah konsumsi minggu V
= 138.9163 + 322.2222+532.9949+735.7143
+ 914.8718 = 2644.72
Minggu VI = jumlah konsumsi minggu VI
= 138.9163 + 322.2222+532.9949+735.7143
+ 914.8718+689.2308 = 3333.95






Lampiran 6 .Perhitungan Konversi Pakan Mingguan Broiler Selama Pemeliharaan.
FCR minggu I =(Rata rata konsumsi/ekor/minggu I)/(PBB minggu I)
□(138.91/118)=1.17
FCR minggu II =(Rata rata konsumsi/ekor/minggu II)/(PBB minggu II)
□((322.22)/194)=1.66
FCR minggu III =(Rata rata konsumsi/ekor/minggu III)/(PBB minggu III)
□((532.99)/429)=1.24
FCR minggu IV =(Rata rata konsumsi/ekor/minggu IV)/(PBB minggu IV)
□((735.71)/578)=1.27
FCR minggu V =(Rata rata konsumsi/ekor/minggu V)/(PBB minggu V)
□((914.87)/547)=1.67
FCR hari ke 40 =(Rata rata konsm/ekor/hari ke 40)/(PBB minggu VI)
□((689.23)/197)=3.49


Lampiran 7. perhitungan konversi pakan komulatif broiler selama pemeliharaan.
FCR Minggu I =(konsumsi komulatif minggu I)/(PBB komulatif minggu I)
□(= (138.91)/118)=1.17
FCR Minggu II =(konsumsi komulatif minggu I+II)/(PBB komulatif minggu I+II)

□(= (138.91+322.22)/(118+194))=□((461.12)/312)=1.47

FCR Minggu III =(konsumsi komulatif minggu I + II +III )/(PBB komulatif minggu I + II +III )
□(= (138.91+322.22+532.99)/(118+194+429))=□((994.12)/741)=1.34
FCR Minggu IV=(konsumsi komulatif minggu I + II +III +IV )/(PBB komulatif minggu I + II +III + IV)
□(= (138.91+322.22+532.99+735.71)/(118+194+429+578))=□((1729.83)/1319)=1.31
FCR Minggu V=(konsumsi komulatif minggu I + II +III +IV+V )/(PBB komulatif minggu I + II +III + IV +V)
□(= (138.91+322.22+532.99+735.71+914.87)/(118+194+429+578+547))=□((2644.7)/1866)=1.41
FCR hari ke 40 =(konsumsi komulatif minggu I + II +III +IV+ V + 40 hari )/(PBB komulatif minggu I + II +III + IV +V +40 hari)
□(= (138.91+322.22+532.99+735.71+914.87+689.23)/(118+194+429+578+547+197))=□((3333.93)/2063)=1.61

Lampiran 8 .Perhitungan Pertambahan Berat Badan Broiler Selama Pemeliharaan
Pertitungan pertambahan berat badan mingguan selama pemelihataan
Minggu I = Berat badan minggu I – berat awal
= 160 – 42 = 118
Minggu II = berat badan minggu II – berai badan minggu I
= 354 – 160 = 194
Minggu III = berat badan minggu III – berai badan minggu II
= 783 – 364 = 429
Minggu IV = berat badan minggu IV – berai badan minggu III
= 1358 – 783 = 578
Minggu V = berat badan minggu V – berai badan minggu IV
= 1905 – 1358 = 547
Hari ke 40 = hari ke 40 – berai badan minggu V
= 2102 – 1905 =197


Perhitungan Berat Berat Badan Komulatif Selama Pemeliharaan
Minggu I = minggu I =118
Minggu II = minggu I+II =118+194 = 312
Minggu III = minggu I+II+III =118+194+429 =741
Minggu IV = minggu I+II+III+IV =118+194+429+578 =1319
Minggu V =minggu I+II+III+IV+V =118+194+429+578+547 =1866
Hari ke 40 = minggu I+II+III+IV+V+IV =118+194+429+578+547+197=2063

Grafik 1 .
Rata Rata konsumsi mingguan selama pemeliharaan dengan penambahan tetes tebu ( molasses ) dan kunyit (curcuma domestica) pada air minum.

Rata Rata konsumsi komulatif selama pemeliharaan dengan penambahan tetes tebu ( molasses ) dan kunyit (curcuma domestica) pada air minum.


Konversi pakan mingguan dengan penambahan tetes tebu ( molasses ) dan kunyit (curcuma domestica) pada air minum.


Konversi pakan komulatif dengan penambahan tetes tebu ( molasses ) dan kunyit (curcuma domestica) pada air minum



Pertambahan berat badan mingguan dengan penambahan tetes tebu ( molasses ) dan kunyit (curcuma domestica) pada air minum.



Pertambahan berat badan komulatif selama pemeliharaan dengan penambahan tetes tebu ( molasses ) dan kunyit (curcuma domestica) pada air minum